Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa yang karena atas perkenanan dan tuntunan-NYA telah memberikan
hikmat serta kekuatan-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Dengan membuat tugas ini kami diharapkan
mampu untuk lebih memahami tentang etika pergaulan yang kami sajikan
berdasarkan informasi dari berbagai sumber
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang
masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif,
guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Kasih
Karunia Kristus Yesus menyertai dan memberkati kita semua. Amin.
Kupang, 10 April 2016
Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pergaulan yang berarti hidup bermasyarakat perlu
latihan sejak dini, bahkan sejak seseorang mengenal orang lain di luar dirinya
sendiri. Sejak usia anak-anak hingga menjadi orang dewasa, bahkan orang tua
sekalipun dalam kehidupannya tidak lepas dari apa yang disebut dengan
pergaulan. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam pergaulan, yaitu kemungkinan
diterima secara baik atau ditolak oleh kelompok, lingkungan, bahkan di dalam
masyarakat luas pada umumnya. Jika seseorang di dalam bergaul dapat diterima dengan
baik di dalam komunitasnya, maka seseorang itu akan lebih percaya diri, timbul
semangat untuk lebih berkarya dan berprestasi. Harga diri akan meningkat dengan
sendirinya. Penghargaan demi penghargaan akan diperoleh dan kepercayaan akan
terus meningkat yang datang dari komunitasnya. Meskipun demikian diperlukan
pengendalian diri dengan: selalu mendekatkan diri kepasa Tuhan Yang Maha Esa
seraya memohon petunjukNya agar selalu diberikan bimbingan ke arah yang lebih
baik.
Lingkungan masyarakat merupakan barometer/tolak ukur
seseorang, apakah sikap, tutur kata dan perilaku seseorang dapat diterima oleh
masyarakat luas atau tidak sesuai dengan norma dan tata nilai di dalam
masyarakat itu sendiri.
Keterampilan bergaul dapat dilihat sejak kanak-kanak
hingga dewasa. Ketika masih kanak-kanak seseorang suka berkenalan dengan cara
yang paling sederhana, yaitu tersenyum dan menyapa kawan-kawan yang baru
dijumpainya. Ini merupakan awal terbentuknya rasa percaya diri
dengan dunia pergaulan dilingkungannya yaitu dunia anak. Sampai saatnya
seseorang memasuki dunia remaja dan dewasa, untuk belajar sesuai dengan
usianya, karena pergaulan akan membawa kesuksesan di masa yang akan datang.
2. TUJUAN
1. Untuk
menjelaskan pengertian etika pergaulan.
2. Untuk
mengetahui cara-cara bersikap dalam pergaulan.
3. Untuk
mengetahui prinsip – prinsip pergaulan.
4. Untuk
melaksanakan etika pergaulan.
5. Untuk
mengetahui upaya mewujudkan pola pergaulan yang sehat.
3. MANFAAT
1. Menambah
ilmu dan wawasan mengenai etika pergaulan
2. Menambah
ilmu dan pengetahuan tentang pergaulan yg sehat
3. Menambah
pengetahuan tentang prinsip – prinsip pergaulan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ETIKA DAN ETIKET
1.
PENGERTIAN
ETIKA
Etika
secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang artinya watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika berkaitan erat dengan kata moral
yang merupakan istilah bahasa latin yaitu mos, dan bentuk jamaknya mores, yang
berarti adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan
yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika dan
moral kurang lebih sama pengertiannya. Tetapi dalam kegiatan sehari-hari
terdapat perbedaan: moral untuk memberi penilaian terhadap perbuatan yang
dilakukan seseorang sedangkan etika untuk pengkajian sistem nilai /adat
kebiasaan yang seharusnya berlaku.
Pengertian
etika dan etiket juga seringkali dicampuradukkan, padahal kedua istilah
tersebut mengandung arti yang berbeda meski terdapat persamaan. Persamaannya
adalah etika maupun etiket sama-sama berkaitan dengan perilaku manusia secara
normatif yang etis. Perbedaannya adalah etiket berkaitan dengan nilai sopan
santun, tata krama dalam pergaulan formal. Artinya memberikan pedoman atau
norma-norma tertentu sebagaimana seharusnya seseorang melakukan atau tidak
melakukan suatu perbuatan.
2.
PENGERTIAN
ETIKET
Istilah
etiket berasal dari Etiquette (Perancis) yang didapat dari sebutan suatu
kartu undangan yang biasanya digunakan semasa raja-raja di Perancis untuk
mengadakan pertemuan resmi, pesta pada resepsi untuk kalangan para elite
kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau
disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara
berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara
bertamu dengan sikap perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal
atau resmi.
Definisi
etiket menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan
kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang
beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun
yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam
bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti
dari kata “etiket”, yaitu : Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan
pada kemasan barang-barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya
tentang barang itu.
Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama
yang perlu selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
Bertens dalam bukunya yang berjudul “Etika”
(2000)Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan
manusia. Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus
menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan
tangan kiri, maka saya dianggap melanggar etiket.
Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak
seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di
sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misal : Saya
sedang makan bersama bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja
makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan
sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya
makan dengan cara demikian.
Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan
dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal :
makan dengan tangan atau bersendawa waktu makan.
Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja.
Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat munafik. Misal : Bisa saja
orang tampi sebagai “manusia berbulu ayam”, dari luar sangan sopan dan halus,
tapi di dalam penuh kebusukan.
B. PERBEDAAN ETIKET DAN ETIKA
Etika menyangkut
cara perbuatan yang harus dilaksanakan oleh seseorang atau kelompok tertentu; memberikan norma tentang perbuatan itu
sendiri; menyangkut apakah suatu
perbuatan baik dilakukan antara ya dan tidak; tidak memperhatikan orang lain atau tidak; jauh bersifat mutlak; prinsip
sangat universal dan tidak bisa ada proses tawar-menawar; lebih menyangkut aspek internal manusia; dalam hal perilaku etik, manusia tidak bisa bersifat
kontradiktif;
Etiket
memberikan dan menunjukkan cara yang tepat dalam bertindak; hanya berlaku dalam pergaulan social; selalu berlaku ketika ada orang lain; bersifat relative / terjadi keragaman dalam penafsiran; hanya menyangkut segi lahiriah saja; dalam hal etiket orang dapat munafik;
Jadi
dapat disimpulkan bahwa perbedaan etiket dan etika yaitu:
a) Etiket
menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal :
Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya
dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri,
maka saya dianggap melanggar etiket.Etika menyangkut cara dilakukannya suatu
perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang
mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik
orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan
suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri
dengan tangan kanan atau tangan kiri.
b) Etiket
hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain
di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada
saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama
bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya
dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada
orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara
demikian. Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama
orang lain. Misal: Larangan mencuri selalu berlaku, baik sedang sendiri atau
ada orang lain. Atau barang yang dipinjam selalu harus dikembalikan meskipun si
empunya barang sudah lupa.
c) Etiket
bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja
dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal : makan dengan tangan atau
bersendawa waktu makan. Etika bersifat absolut. “Jangan mencuri”, “Jangan
membunuh” merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar.
d) Etiket
memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket
bisa juga bersifat munafik. Misal : Bisa saja orang tampil sebagai “serigala
berbulu domba”, dari luar sangat sopan dan halus, tapi di dalam penuh
kebusukan. Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak
mungkin bersifat munafik, sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang
sungguh-sungguh baik.
D.
PRINSIP –PRINSIP ETIKA PERGAULAN
Pergaulan yang sehat adalah pergaulan
yang tidak terjebak dalam dua kutub yang ekstrem, yaitu terlalu sensitif
(menutup diri) atau terlalu bebas. Semestinya lebih di tekankan kepada
hal-hal positif, seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin
persaudaraan serta menambah wawasan.
1.
Saling menyadari bahwa semua orang saling membutuhkan
dan merasa paling benar. Seperti kita
ketahui bersama bahwa setiap manusia pasti akan membutuhkan manusia lain.
Keadaan ini harus kita sadari betul, supaya kita tidak menjadi manusia paling
egois
2.
Hubungan memberikan nilai positif bagi kedua belah pihak
Hubungan yang baik adalah hubungan
yang saling menguntungkan. Saya yakin anda tidak suka di rugikan demikian
sebaliknya orang lain juga tidak suka kita rugikan. Dari itulah salah satu dasar
pergaulan sehat yang lain adalah simbiosis mutualisme. Jangan sampai kita
berpikir untuk merugikan orang lain
3.
Saling menghormati dan menghargai
Satu kata yang selalu saya ingat jika
kita ingin di harga dan di hormati orang lain, maka kita harus lebih dulu bisa
menghargai dan menghormati orang lain. Mengahargai dan menghormati orang lain
ini bisa di lakukan dengan banyak hal seperti menghargai dan menghormati
pendapat orang lain, menghargai dan menghormati cara beribadah orang lain,
menghargai dan menghormati adat istiadat orang lain, menghargai dan menghormati
cara berpikir orang lain dan sebagainya.
4.
Tidak berprasangka buruk
Agama menapun jelas melarang seseorang
untuk berprasangka buruk kepada orang lain. Karena prasangka buruk hanya akan
mendatangkan masalah dan permusuhan antara kita dengan orang lain.
5.
Saling memahami perbedaan
Manusia di lahirkan dengan berbagai
macam perbedaan, baik itu dari segi fisik, psikologis, ras, suku, budaya dan
lain-lain. Setiap manusia itu memiliki keunikan tersendiri, karena hal inilah
kita harus memahami perbedaan tersebut.
6.
Saling memberikan nasihat
Orang bijak berkata teman yang baik
adalah teman yang selalu mengajak ke jalan yang baik dan mencegah ke jalan yang
tidak baik. Ini juga salah satu prinsip pergaulan yang sehat. Dengan saling
memberikan nasehat, kita secara tidak langsung, menjalin hubungan yang lebih
sehat bukan hanya untuk dunia saja, tapi juga untuk akhirat kelak.
Dengan memiliki etika pergaulan dalam
kehidupan kita sehari-hari, maka akan tercipta hubungan yang harmonis
dengan orang-orang di lingkungan tempat kita berada.
Selain 6 hal diatas, dalam memahami
prinsip-prinsip etika yang baik maka perlu juga untuk memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Hak
dan kewajiban
Hak
kita memang layak untuk kita tuntut, tetapi juga jangan sampai meningglkan
kewajiban kita sebagai makhluk social.
2. Tertib
dan Disiplin
Selalu
tertib dan disiplin dalam melakukan setiap aktifitas. Disiplin waktu supaya
tidak keteteran dalam membagi waktu yg kita punyai.
3. Kesopanan
Senantiasa
menjaga sopan santun, baik dengan teman sebaya atau orang tua dan juga guru
dimanapun dan kapan pun
4. Kesederhanaan
Bersikaplah
sederhana dan menurut ajaran agama yg kita anut dianut masing-masing.
5. Kejujuran
Jujur
akan membawa kita kedalam kebenaran. Bersikaplah jujur walaupun itu pahit
6. Keadilan
Senantiasa
bersikap adil dalam pergaulan. Tidak membeda-bedakan teman.
7. Cinta
Kasih
Saling
mencintai dan menyayangi teman agar ita terhindar dari permusuhan.
8. Suasana
dan Tempat Pergaulan Kita
Ini
sangat penting juga bagi kita dan harus menjadi bahan pertimbangan serta
perhatian kita semua.
E.
MELAKSNAKAN PRINSIP – PRINSIP ETIKA PERGAULAN
Etika juga dapat dipergunakan sebagai tolok ukur
kepribadian seseorang. Etika dapat dibentuk melalui berbagai cara, antara lain
dengan pergaulan, pendidikan, lingkungan dan kebiasaanyang harus diperhatikan
dalam etika pergaulan baik dengan orang sebaya, dibawah maupun yang diatas kita
baik disisi sosial maupun usia adalah prinsip saling menghormati. Dengan etika
yang baik dapat dipastikan bahwa seseorang akan dapat diterima dengan baik
dalam pergaulan sehari-hari.
Hal
mendasar dalam etika pergaulan adalah :
1. Bersikap
sopan santun dan ramah
2. Perhatian
terhadap orang lain
3. Mampu
menjaga perasaan orang lain
4. Toleransi
dan rasa ingin membantu
5. Mampu
mengendalikan emosi diri
F. CONTOH ETIKA DALA
PERAULAN
1.
Etika
Pergaulan dalam Berbicara
Etika yang baik dalam
berbicara yaitu:
1.
Harus menatap lawan bicara.
2.
Suara harus jelas terdengar.
3.
Menggunakan tata bahasa yang baik.
4.
Jangan menggunakan nada suara yang tinggi.
5.
Bias mengimbangi lawan bicara.
6.
Berusaha menyenangkan lawan bicara.
7.
Mampu menciptakan suasana humor.
8.
Memuji lawan bicara.
9.
Mampu menjadi pendengar yang baik.
Dalam berbicara hindari
hal-hal sebagai berikut
a) Membicarakan
kejelekan orang lain
b) Membicarakan
hal yang sensitif
c) Memotong
pembicaraan orang
d) Mendominasi
pembicaraan
e) Banyak
membicarakan diri sendiri
2.
Etika Pergaulan dalam Berkenalan
a) Ucapkan
nama dengan jelas.
b) Lakukan
kontak mata.
c) Jabat
tangan dengan hangat, tidak dingin.
d) Perkenalkan
pria pada wanita, yang muda kepada yang tua atau yang memiliki jabatan.
e) Pada
saat sedang duduk, sebaiknya berdiri sebentar.
f) Jangan
melakukan perkenalan di tempat yang ramai
3.
Etika Pergaulan dalam Menelepon
1.
Segera angkat telpon yang berdering
2.
Sebutkan salam dan nama anda.
3.
Bersikaplah dengan hangat
4.
Jangan menerima telpon sambil makan
5.
Bila telpon terputus maka penelpon pertama harus
menyambung kembali
6.
Jangan telpon sambil menelpon orang lain
7.
Kendalikan emosi anda pada saat menerima telpon
8.
Ucapkan kata-kata yang jelas jelas, jangan menggumam
9.
Hindari pembicaraan dengan akrab yang berlebihan
10.
Pada akhir pembicaraan ucapkan salam penutup sebagai
ucapan terima kasih
4.
Etika Pergaulan dalam Menyapa
a) Bila
berjumpa dengan segerombolan kenalan atau teman-teman, hendaknya kita terlebih
dahulu menegur atau memberi hormat kepada perempuan tertua dari rombongan itu.
Sesudah itu baru pada yang lain,
b) Ketika
menegur atau memberi hormat, jangan menyimpan tangan di saku atau meletakkanya
di bagian pinggang, karena akan memberi kesan sombong dan tidak sopan dalam
pandangan orang terpelajar.
5.
Etika Pergaulan dalam Bertamu
a)
Beritahu lebih dahulu untuk mendapat kepastian apakah
tuan rumah ada di tempat dan bersedia dikunjungi.
b)
Tepat waktu untuk memberikan kesan yang baik pada tuan
rumah dan menghargai waktu tuan rumah
c)
Masuk, bila sudah dipersilahkan. Bila pintu tidak
terkunci, jangan sembarangan masuk. Bila pintu terkunci ketuklah atau bunyikan
bel dan bersabar.
d)
Ucapkan salam. Sebagai penghormatan kepada tuan rumah
dan tanda bahwa anda telah datang. Demikian juga pada saat hendak pamit.
e)
Ingat waktu. Walaupun tuan rumah sangat ramah dan
kelihatannya senang atas kunjungan anda.
f)
Jangan memegang barang. Sebelum mendapatkan ijin dari
tuan rumah pujilah tentang barangnya.
g)
Jangan merokok bila belum dipersilakan.
h)
Jaga sikap dan omongan. Jangan sekali-kali mengkritik
interior rumahnya, seberantakan apapun.
i)
Situasi rumah. Bila situasi rumah sedang kurang enak
atau membutuhkan perhatian tuan rumah, sebaiknya segera pamit.
j)
Jika ada tamu lain. Perkenalkan diri anda pada tamu
yang datang lebih dahulu.
6.
Etika Pergaulan dalam Berpakaian
a) Bagi
yang bertubuh kurus :
1. Hindari
pakaian yang ketat
2. Diutamakan
bahan yang halus dan melayang
3. Warna
terang lebih dianjurkan
4. Gunakan
motif garis horizontal
b) Bagi
yang bertubuh besar:
1. Hindari
busana motif horizontal
2. Hindari
ornamen busana dan asesori berlebihan
c) Warna
kulit terang akan lebih menarik mempergunakan busana yang berwarna gelap
d) Bagi
wanita, perpaduan motif dan warna busana baik kebaya/ blus, kain panjang/ rok
dan selendang/pasmina disesuaikan. Busana bermotif dipadu dengan setelan
senada.
e) Bagi
pria, warna kemeja diusahakan serasi dengan warna jas dan dasi. Kemeja motif
kotak-kotak tidak disarankan dipadu dengan jas pada acara resmi. Pemakaian dasi
disesuaikan dengan warna kemeja daripada warna jasnya.
f) Pada
setelan jas maupun kemeja berdasi disarankan tidak menyelipkan pin atau benda
lain yang membuat saku menggelembung (kacamata, handphone dll).
g) Pada
pemakaian dasi pangkalnya harus berakhir pada gesper ikat pinggang yang
dipakai. Dasi kupu-kupu hanya untuk pakaian dan acara tertentu.
h) Untuk
acara resmi pakai sepatu warna hitam dan kaos kaki disesuaikan dengan warna jas
atau warna hitam. Hindari sepatu dengan sol karet atau warna lain.
Dalam etika pergaulan
penampilan seseorang dapat memberikan kesan yang baik atau sebaliknya.
Penampilan yang menarik dan memikat merupakan modal untuk dapat meraih sukses
dalam pergaulan. Penampilan yang menarik dan memikat dapat diperoleh dangan
cara :
- Memahami
kelebihan dan kekurangan diri sendiri
- Memahami
bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan
- Menjauhkan
diri dari rasa minder dan rendah diri
- Bersikap
wajar, tidak “over atau under confidence
a)
Disukai banyak orang, dihargai dan dinilai sebagai
orang yang menyenangkan dalam pergaulan.
b)
Dianggap sebagai orang yang patut mendapatkan
kepercayaan dan penghargaan.
c)
Biasanya adalah orang yang suka melakukan kebaikan dan
menjauhi kejahatan, suka menolong dan memberi perhatian terhadap kepentingan
orang lain.
d)
Yang sanggup mengasihi orang lain, walaupun orang itu
telah menyakiti hatinya, dan mau mengampuni kesalahan orang lain.
e)
Tidak pernah lari dari tanggung jawab dan konsekuen
dalam bertindak.
7. Etika Berorganisasi
a) Menjunjung
tinggi prinsip “loyalitas”, karena tanpa loyalitas yang tinggi suatu organisasi
tidak dapat melaksanakan program kegiatan yang direncanakan .
b) Tidak
membedakan antara pengurus organisasi dengan anggota yang diurus.
c) Menjunjung
tinggi “rasa turut”, yaitu :
ü Rasa turut
memiliki (sense of belonging)
ü Rasa turut
berperan serta (sense of participation)
ü Rasa turut
bertanggung jawab (sense of responsibility)
d) Memahami
Hubungan dengan pimpinan
ü Hormat
ü Minta saran dan
petunjuk
ü Tidak
mengecewakan
ü Beri saran
ü Jangan menolak
perintah
ü Jangan membuat
malu
e) Memahami
Hubungan dengan yang dipimpin
ü Hargai yang
dipimpin
ü Jangan
tunjukkan kekuasaan
ü Bina hubungan
baik
ü Tanyakan
kondisinya
ü Bijak dalam
memberikan perintah dan teguran
f) Memahami
hubungan sesama pengurus
ü Saling Membantu
ü Saling Mengingatkan
ü Hindari Konflik
ü Diskusi Dengan
Sehat
ü Jangan
Menjatuhkan Teman
BAB III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Dalam pergaulan
sehari-hari etika atau tata karma sangat diperlukan agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman dalam bergaul dikehidupan masyarakat.
1.2.
Saran
Maka dari itu, kita sebagai orang yang berpendidikan sebaiknya menjaga ucapan
dan perbuatan sebelum melakukannya.
Dalam pergaulan kita seharusnyatidak membeda-bedakan
sesama manusia karena semua manusia sama dan kita juga
harus menjunjung tinggi asas kesopanan dan kesusilaan sesuai dengan adat
ketimuran dan diisi dengan kegiatan yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan
perkembangan jasmani maupun rohani yang sehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar