Jumat, 03 Juni 2016

MAKALAH ETIKA PERGAULAN



ETIKA PERGAULAN



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang karena atas perkenanan dan tuntunan-NYA telah memberikan hikmat serta kekuatan-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih memahami tentang etika pergaulan yang kami sajikan berdasarkan informasi dari berbagai sumber
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah  ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah  ini dari awal sampai akhir. Semoga Kasih Karunia Kristus Yesus menyertai dan memberkati kita semua. Amin.


Kupang, 10 April 2016

Kelompok 1

 



 

DAFTAR ISI


                                                    


BAB I

PENDAHULUAN


1.      LATAR BELAKANG


Pergaulan yang berarti hidup bermasyarakat perlu latihan sejak dini, bahkan sejak seseorang mengenal orang lain di luar dirinya sendiri. Sejak usia anak-anak hingga menjadi orang dewasa, bahkan orang tua sekalipun dalam kehidupannya tidak lepas dari apa yang disebut dengan pergaulan. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam pergaulan, yaitu kemungkinan diterima secara baik atau ditolak oleh kelompok, lingkungan, bahkan di dalam masyarakat luas pada umumnya. Jika seseorang di dalam bergaul dapat diterima dengan baik di dalam komunitasnya, maka seseorang itu akan lebih percaya diri, timbul semangat untuk lebih berkarya dan berprestasi. Harga diri akan meningkat dengan sendirinya. Penghargaan demi penghargaan akan diperoleh dan kepercayaan akan terus meningkat yang datang dari komunitasnya. Meskipun demikian diperlukan pengendalian diri dengan: selalu mendekatkan diri kepasa Tuhan Yang Maha Esa seraya memohon petunjukNya agar selalu diberikan bimbingan ke arah yang lebih baik.
Lingkungan masyarakat merupakan barometer/tolak ukur seseorang, apakah sikap, tutur kata dan perilaku seseorang dapat diterima oleh masyarakat luas atau tidak sesuai dengan norma dan tata nilai di dalam masyarakat itu sendiri.
Keterampilan bergaul dapat dilihat sejak kanak-kanak hingga dewasa. Ketika masih kanak-kanak seseorang suka berkenalan dengan cara yang paling sederhana, yaitu tersenyum dan menyapa kawan-kawan yang baru dijumpainya.  Ini merupakan awal terbentuknya rasa percaya diri dengan dunia pergaulan dilingkungannya yaitu dunia anak. Sampai saatnya seseorang memasuki dunia remaja dan dewasa, untuk belajar sesuai dengan usianya, karena pergaulan akan membawa kesuksesan di masa yang akan datang.

2.  TUJUAN

1.      Untuk menjelaskan pengertian etika pergaulan.
2.      Untuk mengetahui cara-cara bersikap dalam pergaulan.
3.      Untuk mengetahui prinsip – prinsip pergaulan.
4.      Untuk melaksanakan etika pergaulan.
5.      Untuk mengetahui upaya mewujudkan pola pergaulan yang sehat.

3. MANFAAT

1.      Menambah ilmu dan wawasan mengenai etika pergaulan
2.      Menambah ilmu dan pengetahuan tentang pergaulan yg sehat
3.      Menambah pengetahuan tentang prinsip – prinsip pergaulan


BAB II

PEMBAHASAN


A. PENGERTIAN ETIKA DAN ETIKET


1.    PENGERTIAN ETIKA
Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang artinya watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika berkaitan erat dengan kata moral yang merupakan istilah bahasa latin yaitu mos, dan bentuk jamaknya mores, yang berarti adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika dan moral kurang lebih sama pengertiannya. Tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan: moral untuk memberi penilaian terhadap perbuatan yang dilakukan seseorang sedangkan etika untuk pengkajian sistem nilai /adat kebiasaan yang seharusnya berlaku.
Pengertian etika dan etiket juga seringkali dicampuradukkan, padahal kedua istilah tersebut mengandung arti yang berbeda meski terdapat persamaan. Persamaannya adalah etika maupun etiket sama-sama berkaitan dengan perilaku manusia secara normatif yang etis. Perbedaannya adalah etiket berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal. Artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu sebagaimana seharusnya seseorang melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan.
2.      PENGERTIAN ETIKET
Istilah etiket berasal dari Etiquette (Perancis) yang didapat dari sebutan suatu kartu undangan yang biasanya digunakan semasa raja-raja di Perancis untuk mengadakan pertemuan resmi, pesta pada resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan sikap perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi.
Definisi etiket menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan  kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata “etiket”, yaitu : Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu.
Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
Bertens dalam bukunya yang berjudul “Etika” (2000)Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar etiket.
Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian.
Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal : makan dengan tangan atau bersendawa waktu makan.
Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat munafik. Misal : Bisa saja orang tampi sebagai “manusia berbulu ayam”, dari luar sangan sopan dan halus, tapi di dalam penuh kebusukan.

B. PERBEDAAN ETIKET DAN ETIKA

Etika menyangkut cara perbuatan yang harus dilaksanakan oleh seseorang atau kelompok tertentu; memberikan norma tentang perbuatan itu sendiri; menyangkut apakah suatu perbuatan baik dilakukan antara ya dan tidak; tidak memperhatikan orang lain atau tidak; jauh bersifat mutlak; prinsip sangat universal dan tidak bisa ada proses tawar-menawar; lebih menyangkut aspek internal manusia; dalam hal perilaku etik, manusia tidak bisa  bersifat kontradiktif;
Etiket memberikan dan menunjukkan cara yang tepat dalam bertindak; hanya berlaku dalam pergaulan social; selalu berlaku ketika ada orang lain; bersifat relative / terjadi keragaman dalam penafsiran; hanya menyangkut segi lahiriah saja; dalam hal etiket orang dapat munafik;



Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan etiket dan etika yaitu:
a)      Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar etiket.Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri.
b)      Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian. Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama orang lain. Misal: Larangan mencuri selalu berlaku, baik sedang sendiri atau ada orang lain. Atau barang yang dipinjam selalu harus dikembalikan meskipun si empunya barang sudah lupa.
c)      Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal : makan dengan tangan atau bersendawa waktu makan. Etika bersifat absolut. “Jangan mencuri”, “Jangan membunuh” merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar.
d)     Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat munafik. Misal : Bisa saja orang tampil sebagai “serigala berbulu domba”, dari luar sangat sopan dan halus, tapi di dalam penuh kebusukan. Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik, sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh-sungguh baik.

D. PRINSIP –PRINSIP ETIKA PERGAULAN


Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang ekstrem, yaitu terlalu sensitif (menutup diri) atau terlalu bebas. Semestinya  lebih di tekankan kepada hal-hal positif, seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin persaudaraan serta menambah wawasan.

1.      Saling menyadari bahwa semua orang saling membutuhkan

dan merasa paling benar. Seperti kita ketahui bersama bahwa setiap manusia pasti akan membutuhkan manusia lain. Keadaan ini harus kita sadari betul, supaya kita tidak menjadi manusia paling egois

2.      Hubungan memberikan nilai positif bagi kedua belah pihak

Hubungan yang baik adalah hubungan yang saling menguntungkan. Saya yakin anda tidak suka di rugikan demikian sebaliknya orang lain juga tidak suka kita rugikan. Dari itulah salah satu dasar pergaulan sehat yang lain adalah simbiosis mutualisme. Jangan sampai kita berpikir untuk merugikan orang lain

3.      Saling menghormati dan menghargai

Satu kata yang selalu saya ingat jika kita ingin di harga dan di hormati orang lain, maka kita harus lebih dulu bisa menghargai dan menghormati orang lain. Mengahargai dan menghormati orang lain ini bisa di lakukan dengan banyak hal seperti menghargai dan menghormati pendapat orang lain, menghargai dan menghormati cara beribadah orang lain, menghargai dan menghormati adat istiadat orang lain, menghargai dan menghormati cara berpikir orang lain dan sebagainya.
4.      Tidak berprasangka buruk
Agama menapun jelas melarang seseorang untuk berprasangka buruk kepada orang lain. Karena prasangka buruk hanya akan mendatangkan masalah dan permusuhan antara kita dengan orang lain.

5.      Saling memahami perbedaan

Manusia di lahirkan dengan berbagai macam perbedaan, baik itu dari segi fisik, psikologis, ras, suku, budaya dan lain-lain. Setiap manusia itu memiliki keunikan tersendiri, karena hal inilah kita harus memahami perbedaan tersebut.

6.      Saling memberikan nasihat

Orang bijak berkata teman yang baik adalah teman yang selalu mengajak ke jalan yang baik dan mencegah ke jalan yang tidak baik. Ini juga salah satu prinsip pergaulan yang sehat. Dengan saling memberikan nasehat, kita secara tidak langsung, menjalin hubungan yang lebih sehat bukan hanya untuk dunia saja, tapi juga untuk akhirat kelak.
Dengan memiliki etika pergaulan dalam kehidupan kita sehari-hari, maka akan tercipta  hubungan yang harmonis dengan orang-orang di lingkungan tempat kita berada.
Selain 6 hal diatas, dalam memahami prinsip-prinsip etika yang baik maka perlu juga untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Hak dan kewajiban
Hak kita memang layak untuk kita tuntut, tetapi juga jangan sampai meningglkan kewajiban kita sebagai makhluk social.
2.      Tertib dan Disiplin
Selalu tertib dan disiplin dalam melakukan setiap aktifitas. Disiplin waktu supaya tidak keteteran dalam membagi waktu yg kita punyai.
3.      Kesopanan
Senantiasa menjaga sopan santun, baik dengan teman sebaya atau orang tua dan juga guru dimanapun dan kapan pun
4.      Kesederhanaan
Bersikaplah sederhana dan menurut ajaran agama yg kita anut dianut masing-masing.
5.      Kejujuran
Jujur akan membawa kita kedalam kebenaran. Bersikaplah jujur walaupun itu pahit
6.      Keadilan
Senantiasa bersikap adil dalam pergaulan. Tidak membeda-bedakan teman.
7.      Cinta Kasih
Saling mencintai dan menyayangi teman agar ita terhindar dari permusuhan.
8.      Suasana dan Tempat Pergaulan Kita
Ini sangat penting juga bagi kita dan harus menjadi bahan pertimbangan serta perhatian kita semua.

E. MELAKSNAKAN PRINSIP – PRINSIP ETIKA PERGAULAN

Etika juga dapat dipergunakan sebagai tolok ukur kepribadian seseorang. Etika dapat dibentuk melalui berbagai cara, antara lain dengan pergaulan, pendidikan, lingkungan dan kebiasaanyang harus diperhatikan dalam etika pergaulan baik dengan orang sebaya, dibawah maupun yang diatas kita baik disisi sosial maupun usia adalah prinsip saling menghormati. Dengan etika yang baik dapat dipastikan bahwa seseorang akan dapat diterima dengan baik dalam pergaulan sehari-hari.

Hal mendasar dalam etika pergaulan adalah :
1.      Bersikap sopan santun dan ramah
2.      Perhatian terhadap orang lain
3.      Mampu menjaga perasaan orang lain
4.      Toleransi dan rasa ingin membantu
5.      Mampu mengendalikan emosi diri
                       

F. CONTOH ETIKA DALA PERAULAN

1.      Etika Pergaulan dalam Berbicara

Etika yang baik dalam berbicara yaitu:
1.      Harus menatap lawan bicara.
2.      Suara harus jelas terdengar.
3.      Menggunakan tata bahasa yang baik.
4.      Jangan menggunakan nada suara yang tinggi.
5.      Bias mengimbangi lawan bicara.
6.      Berusaha menyenangkan lawan bicara.
7.      Mampu menciptakan suasana humor.
8.      Memuji lawan bicara.
9.      Mampu menjadi pendengar yang baik.
Dalam berbicara hindari hal-hal sebagai berikut
a)      Membicarakan kejelekan orang lain
b)      Membicarakan hal yang sensitif
c)      Memotong pembicaraan orang
d)     Mendominasi pembicaraan
e)      Banyak membicarakan diri sendiri

2.      Etika Pergaulan dalam Berkenalan

a)      Ucapkan nama dengan jelas.
b)      Lakukan kontak mata.
c)      Jabat tangan dengan hangat, tidak dingin.
d)     Perkenalkan pria pada wanita, yang muda kepada yang tua atau yang memiliki jabatan.
e)      Pada saat sedang duduk, sebaiknya berdiri sebentar.
f)       Jangan melakukan perkenalan di tempat yang ramai
                                              

3.      Etika Pergaulan dalam Menelepon

1.    Segera angkat telpon yang berdering
2.    Sebutkan salam dan nama anda.
3.    Bersikaplah dengan hangat
4.    Jangan menerima telpon sambil makan
5.    Bila telpon terputus maka penelpon pertama harus menyambung kembali
6.    Jangan telpon sambil menelpon orang lain
7.    Kendalikan emosi anda pada saat menerima telpon
8.    Ucapkan kata-kata yang jelas jelas, jangan menggumam
9.    Hindari pembicaraan dengan akrab yang berlebihan
10.                        Pada akhir pembicaraan ucapkan salam penutup sebagai ucapan terima kasih

4.      Etika Pergaulan dalam Menyapa

a)    Bila berjumpa dengan segerombolan kenalan atau teman-teman, hendaknya kita terlebih dahulu menegur atau memberi hormat kepada perempuan tertua dari rombongan itu. Sesudah itu baru pada yang lain,
b)   Ketika menegur atau memberi hormat, jangan menyimpan tangan di saku atau meletakkanya di bagian pinggang, karena akan memberi kesan sombong dan tidak sopan dalam pandangan orang terpelajar.

5.      Etika Pergaulan dalam Bertamu

a)    Beritahu lebih dahulu untuk mendapat kepastian apakah tuan rumah ada di tempat dan bersedia dikunjungi.
b)   Tepat waktu untuk memberikan kesan yang baik pada tuan rumah dan menghargai waktu tuan rumah
c)    Masuk, bila sudah dipersilahkan. Bila pintu tidak terkunci, jangan sembarangan masuk. Bila pintu terkunci ketuklah atau bunyikan bel dan bersabar.
d)   Ucapkan salam. Sebagai penghormatan kepada tuan rumah dan tanda bahwa anda telah datang. Demikian juga pada saat hendak pamit.
e)    Ingat waktu. Walaupun tuan rumah sangat ramah dan kelihatannya senang atas kunjungan anda.
f)    Jangan memegang barang. Sebelum mendapatkan ijin dari tuan rumah pujilah tentang barangnya.
g)   Jangan merokok bila belum dipersilakan.
h)   Jaga sikap dan omongan. Jangan sekali-kali mengkritik interior rumahnya, seberantakan apapun.
i)     Situasi rumah. Bila situasi rumah sedang kurang enak atau membutuhkan perhatian tuan rumah, sebaiknya segera pamit.
j)     Jika ada tamu lain. Perkenalkan diri anda pada tamu yang datang lebih dahulu.

6.      Etika Pergaulan dalam Berpakaian

a)      Bagi yang bertubuh kurus :
1.    Hindari pakaian yang ketat
2.    Diutamakan bahan yang halus dan melayang
3.    Warna terang lebih dianjurkan
4.    Gunakan motif garis horizontal
b)      Bagi yang bertubuh besar:
1.      Hindari busana motif horizontal
2.      Hindari ornamen busana dan asesori berlebihan
c)      Warna kulit terang akan lebih menarik mempergunakan busana yang berwarna gelap
d)      Bagi wanita, perpaduan motif dan warna busana baik kebaya/ blus, kain panjang/ rok dan selendang/pasmina disesuaikan. Busana bermotif dipadu dengan setelan senada.
e)      Bagi pria, warna kemeja diusahakan serasi dengan warna jas dan dasi. Kemeja motif kotak-kotak tidak disarankan dipadu dengan jas pada acara resmi. Pemakaian dasi disesuaikan dengan warna kemeja daripada warna jasnya.
f)       Pada setelan jas maupun kemeja berdasi disarankan tidak menyelipkan pin atau benda lain yang membuat saku menggelembung (kacamata, handphone dll).
g)      Pada pemakaian dasi pangkalnya harus berakhir pada gesper ikat pinggang yang dipakai. Dasi kupu-kupu hanya untuk pakaian dan acara tertentu.
h)      Untuk acara resmi pakai sepatu warna hitam dan kaos kaki disesuaikan dengan warna jas atau warna hitam. Hindari sepatu dengan sol karet atau warna lain.

Dalam etika pergaulan penampilan seseorang dapat memberikan kesan yang baik atau sebaliknya. Penampilan yang menarik dan memikat merupakan modal untuk dapat meraih sukses dalam pergaulan. Penampilan yang menarik dan memikat dapat diperoleh dangan cara :
  1. Memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri
  2. Memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan
  3. Menjauhkan diri dari rasa minder dan rendah diri
  4. Bersikap wajar, tidak “over atau under confidence
Kepribadian yang baik merupakan pribadi yang :
a)      Disukai banyak orang, dihargai dan dinilai sebagai orang yang menyenangkan dalam pergaulan.
b)      Dianggap sebagai orang yang patut mendapatkan kepercayaan dan penghargaan.
c)      Biasanya adalah orang yang suka melakukan kebaikan dan menjauhi kejahatan, suka menolong dan memberi perhatian terhadap kepentingan orang lain.
d)     Yang sanggup mengasihi orang lain, walaupun orang itu telah menyakiti hatinya, dan mau mengampuni kesalahan orang lain.
e)      Tidak pernah lari dari tanggung jawab dan konsekuen dalam bertindak.

7. Etika Berorganisasi

a)      Menjunjung tinggi prinsip “loyalitas”, karena tanpa loyalitas yang tinggi suatu organisasi tidak dapat melaksanakan program kegiatan yang direncanakan .
b)      Tidak membedakan antara pengurus organisasi dengan anggota yang diurus.
c)       Menjunjung tinggi “rasa turut”, yaitu :
ü  Rasa turut memiliki (sense of belonging)
ü  Rasa turut berperan serta (sense of participation)
ü  Rasa turut bertanggung jawab (sense of responsibility)
d)     Memahami Hubungan dengan pimpinan
ü  Hormat
ü  Minta saran dan petunjuk
ü  Tidak mengecewakan
ü  Beri saran
ü  Jangan menolak perintah
ü  Jangan membuat malu


e)      Memahami Hubungan dengan yang dipimpin
ü  Hargai yang dipimpin
ü  Jangan tunjukkan kekuasaan
ü  Bina hubungan baik
ü  Tanyakan kondisinya
ü  Bijak dalam memberikan perintah dan teguran
f)        Memahami hubungan sesama pengurus
ü  Saling Membantu
ü  Saling Mengingatkan
ü  Hindari Konflik
ü  Diskusi Dengan Sehat
ü  Jangan Menjatuhkan Teman



 

BAB III

PENUTUP


1.1 Kesimpulan

Dalam pergaulan sehari-hari etika atau tata karma sangat diperlukan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam bergaul dikehidupan masyarakat.

1.2. Saran

            Maka dari itu, kita sebagai orang yang berpendidikan sebaiknya menjaga ucapan dan perbuatan sebelum melakukannya.
            Dalam pergaulan kita seharusnyatidak membeda-bedakan sesama  manusia karena semua manusia sama dan kita juga harus menjunjung tinggi asas kesopanan dan kesusilaan sesuai dengan adat ketimuran dan diisi dengan kegiatan yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani yang sehat





DAFTAR PUSTAKA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar